Sabtu, 27 Maret 2010

Uji Bioekuivalensi AMINOFILIN

Contoh: Uji Bioekuivalensi AMINOFILIN
Pendahuluan
Aminofilin adalah suatu bronkhodilator, digunakan untuk terapi asma dan peyakit paru obstruktif.
Aminofilin merupakan senyawa kompleks teofilin dengan etilendiamin, dengan kandungan teofilin anhidrat bervariasi antara 79-86 %.
Sebagai pedoman, 1,27 g aminofilin setara dengan 1 g teofilin.
Dalam tubuh aminofilin terurai menjadi teofilin.
Dosis teofilin bervariasi tergantung kondisi dan respon pasien, umumnya berkisar antara 10-13 mg/kg BB/hari, terbagi dalam 3-4 kali pemberian.
……..pendahuluan
Teofilin termasuk obat-obat yang mempunyai lingkup terapi (therapeutic range) sempit. Artinya, jarak antar dosis terapatik dan dosis toksis kecil, sehingga efek toksik akan mudah timbul apabila dosis atau kadarnya melewati ambang toksik.

Telah diketahui bahwa pencegahan efek toksik temyata dapat diupayakan dengancara mempertahankan kadamya pada lingkup terapeutik optimal antar 7,5-15 ug/ml.

Kadar diatas 15 ug/ml dapat menimbulkan gejala toksik, beruapa palpitasi, gangguan konsentrasi, aritmia, takhikardi dan agitasi.

Efek samping teofilin yang sering dijumpai adalah sakit kepala, insomnia dan iritasi gastrointestinal.
SIFAT FARMAKOKINETIK

Kelarutan aminofilin lebih besar daripada teofilin, tetapi temyata derajad absorpsinya tidak banyak berbeda.
Setelah pemberian per-oral, obat ini diabsorpsi dengan cepat, sehingga kadang-kadang terjadilonjakan kadar dalam darah yang menimbulkan gejala efek samping.
Pemberian teofilin/aminofilin bersama dengan katekolamin dan simpatomimetik golongan amina harus hati-hati karena dapat memperkuat aksi takhiaritmia.
Teofilin mengalami metabolisme terutama di hepar dan ± 8 % fraksi obat diekskresikan melalui urin dalam bentuk tetap.
UJI KETERSEDIAAN HAYATI

Sukarelawan : penelitian melibatkan 12 sukarelawan laki-laki sehat, berumur 20-31 tahun, dengan berat badan 49-68 kg. Sukarelawan tidakmempunyai riwayat gangguan gastrointestinal, penyakit jantung, hepar maupun ginjal.

Pemeriksaan laboratorik terhadap fungsi ginjal, fungsi hepar, hematologi dan kimia darah menunjukkan hasil yang normal.

Obat uji dan cara pemberian : penelitian ini membandingkan 2 bahan uji, yakni tablet AMINOF1LIN 200 mg (Generik) vs. sirop AMINOFILIN 200 mg/20 ml (____).

Obat uji diberikan sebagai dosis tunggal 200 mg setelah puasa semalam. Obat diminum dengan ± 200 ml air putih.

Analisa kinetik : sampel darah diambil pada jam-jam ke 0, 0.25, 0.5, 1, 1.5, 2, 4, 8, dan 24 jam setelah minum obat uji, untuk kemudian dipisahkan plasmanya.
Analisis kadar teofilin dalam plasma dilakukan dengan High Performance Liquid Chromatography, kemudian parameter ketersediaan hayati (Tmax, Cmax, AUCo" ) dihitung dengan asumsi model satu kompartemen terbuka.
Analisis Statistik : Uji- t-pasangan digunakan untuk membandingkan nilai Tmax, Cmax dan AUCo yang diperoleh setelah pemberian kedua obat uji.

HASIL PENGUJIAN

Nilai ketiga parameter ketersediaan hayati yang diperoleh setelah pemberian tablet AMINOFILIN (Generik) maupun strop AMINOFILIN (_____) temyata praktis sama.

'Nilai Tmax tablet AMINOFILIN dijumpai sedikit lebih besar, yakni 1,7±0,1 jam vs 1,6±0,1 jam, namun hal ini bisa dimengerti karena pembandingnya berupa sediaan cair.

Telah diketahui, bahwa disolusi obat dalam sediaan cair lebih cepat bila dibandingkan sediaan padat. Namun demikian, perbedaan tersebut tidak bermakna secara statistik.

Nilai Cmax maupun AUCo, yang menunjukkan derajad ketersediaan hayati juga praktis sama antara kedua sediaan, yaitu berturut-turut 2,8±0,0 vs 2,8±0,0 ug/ml dan 33,4±1,4 vs 34,9±1,4 ug/ml.jam.

Waktu paruh eliminasi (Tl/2) kedua sediaan praktis sama, yakni 5,8±0,2 jam dan 5,8±0,1 jam.

Tabel. Nilai parameter ketersediaan hayati teofilin setelah pemberiaan dosis tunggal 200mg AMINOFILIN tablet (Genetik) dan AMINOFILIN sirop (_____) pada 12 sukarelawan laki-laki sehat (maan±SEM).


Obat Uji Tmax Cmax AUC
(jam) (ug/ml) (ug/ml.jam)

AMINOFILIN 1,7±0,1 2,8 ±0,0 33,4 ±1,4
(Generik)

AMINOFILIN 1,6±0,1 2,8 ±0,0 34,9 ±1,4



Uji t-pasangan, p>0,05

Dari kurva kadar teofilin vs waktu berikut ini, dapat dilihat bahwa pada fase absorpsi, profil kedua obat uji praktis sama.

Kemudian penurunan kadar pada fase eleminasi juga nampak identik. Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan kecepatan eleminasi antara kedua obat yang dibandingkan.

Dengan melihat bahwa sediaan tablet Aminofilin Generik mempunyai kecepatan dan ketersediaan hayati yang sama dengan sediaan pembandingnya, maka dapat dikatakan bahwa sediaan Aminofilin generik ini mempunyai ketersediaan hayati yang sangat baik.
Kurva kadar teofilin plasma Vs waktu.

KESIMPULAN
Dari hasil uji ketersediaan hayati ini dapat disimpulkan, bahwa tablet AMINOFILIN (Generik) dan strop AMINOFILIN (___) adalah bioekuivalen.
Metode lain untuk perhitungan bioekivalen produk obat.


Cara perhitungan bioekuivalen dengan menggunakan persamaan- persamaan parameter farmakokinetik sbb.:
Persamaan-persamaan Bioavaibilitas


Studi ini berhubunngan dengan pharmako- kinetik caffeine.
Caffein dengan dosis 2.5 mg/kg yang diberikan melalui intra vena dan oral pada kuda dengan berat rata-rata sekitar 500 kg.
Kesimpulan dari beberapa data ditetapkan dari percobaan adalah seperti berikut dibawah ini. Silahkan isi sel yang kosong.


Cefetamet pivoxil merupakan prodrug dari cefetamet.
Studi perbandinngan bioavailibilitas cefetamet pivoxil bentuk tablet dengan bentuk syrup. Kesimpulan dari beberapa data ditetapkan dari percobaan adalah seperti berikut dibawah ini. Selanjutnya isilah sel dengan data yang tepat.


Cefixime merupakan obat golongan cephalosporin berspektrum luas dimana aktif terhadap bakteri gram positif dan gram negatif. Pada studi ini, 16 subjek masing-masing diberikan 200 mg dosis secara intravena dan kemudian 200 mg kapsul dengan Perbedaan waktu pemberian masing-masing dosis. Kesimpulan dari beberapa data yang ditetapkan dari percobaan ini seperti berikut dibawah ini.
Dari data sebelumnya, silahkan hitung tabel berikut :


Ceftibuten merupakan senyawa baru dari cephalosporin oral dengan aktivitas yang potent terhadap enterobacteriaceae dan organisme gram positif tertentu. Dalam studi ini dua grup diberikan berlainan , 400 mg bentuk dosis oral ceftibuten atau 200 mg iv bentuk bolus ceftibuten. Kesimpulan dari beberapa data yang ditetapkan dari percobaan ini seperti berikut dibawah ini.
Dari data sebelumnya, silahkan hitung tabel berikut


Cimetidin merupakan antagonis reseptor histamin dimana dengan treatment pada penyakit gastric dan duodenal ulser.Pada studi ini, pasien diberikan 300 mg cimetidin dalam bentuk iv bolus pada hari pertama dan data yang ada dikumpulkan. Pada hari kedua, pasien diberikan 300 mg cimetidine oral dan data dikumpulkan. Kesimpulan dari beberapa data yang ditetapkan dari percobaan ini seperti berikut dibawah ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar